Apr 21, 2013

Curcol

Menulis, kata pengantar awal sebelum memasuki batang tubuh blog yang sebenarnya adalah bagian paling sulit bagi gw.
Menulis judul entah untuk blog ataupun untuk cerpen pun sulit bagi gw, karena gua gabisa mendeskripsikan sebuah rangkaian kalimat panjang, menjadi 1 kalimat sederhana.



Warning, tulisan selanjutnya akan menjadi tulisan yang cukup panjang dan lebih bersifat ke curcol bodoh anak galau yang gak suka cerita lewat mulut. TL;DR; !!! I've warn youu!



Akhir akhir ini hidup gw dipenuhi oleh gejolak gejolak yang tak wajar...
Oke, apa maksudnya yah ini..

Selama menjalani dunia per-socialmedia-an gw, pikiran gw terus dirasuki oleh komentar komentar negatif atas apa yang teman teman gw tulis, lakukan, atau tunjukkan.

Buka twitter, ada yang curcol aneh seperti...
"Nyari kalau lagi butuh doang :)"
(kalau di cari pas ga ada perlu nanti di bilang ada udang dibalik batu, entar dibilang kepo, entar dibilang sksd)

"Cukup tau :)"
(well, kalau ditulis dengan titik gue akan melalu-lalangkan begitu saja, ditambah dengan emotikon :) membuat gua agak risih. sering banget orang curcol "marah" tapi pake ":)", apa maksudnya sih? gak seneng? tapi senyum? maksud lo apa? hah? cukup tau! :) ) *eh

"Yo wess kalo ngerasa temen baru lu lebih "oke". Turut senang saja"

Oke... yang terakhir emang punya gue..

Btw, i don't really care kalau ada orang yang ngerasa tersinggung, kalau mungkin anda pernah menulis status macem itu. Kalau bagi lu status itu "mere commonplace" (baca: lumrah) (oke, agak ngaco, kebanyakan baca Sherlock Holmes), ya tidak usah pedulikan apa yang orang katakan.

Orang nyindir orang lain kalau gak pakai nama ya gak usah sok ke-GR-an ngerasa itu lu. (*ngatain diri sendiri*)
in fact, gw juga sering ngerasa kesindir sama orang yang sama sekali gak deket sama gua tapi tiba tiba tulis status yang nyindir orang..


Sering sekali orang punya kepribadian ganda, saat dia sama temennya dan saat dia sendiri
Sering orang nipu diri sendiri dengan menjadi seseorang yang memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan diri dia. *dalem

Like, ada orang yang gak kebiasa ngucapin Happy Anniv, Congratulations, or even Happy Birthday (you're welcome juga masuk hitungan sepertinya) ke orang lain, tapi tuntutan pergaulan lah yang mendorong dia untuk ngucapin itu semua.

Okelah, hal tersebut baik, dia mencoba untuk setidaknya peduli ke orang lain, tapi kalau uda mulai merubah cara hidupnya dan menipu diri sendiri? *curcol

Well, to be honest, gua adalah orang itu, gua sebenernya sangat males ucapin segala macem ucapan ucapan ke orang, puluhan orang sudah mengucapkan hal tersebut ke orang itu, kenapa kita perlu nambah nambahin lagi, padahal artinya sama saja, padahal balasannya sama saja.

Well, mungkin orang yang mengucapkan lah yang membuat perbedaan
Ucapan Happy Birthday dari adik, dibandingkan dengan ucapan Happy Birthday dari gebetan/pacar bisa berbeda sangat jauh, walaupun mungkin sang gebetan cuma nge-RT tweet sang adik.

Oke, salahkan pemikiran gua yang terlalu "kritis". Kritis dalam arah yang tidak terlalu baik sih tepatnya..


Kadang gue ngiri sama orang yang punya banyak temen, orang orang pada sering curhat sama dia.
Gue kadang kadang ngiri, kenapa orang itu bisa ngobrol lama banget sama seseorang, dan bahkan bisa berlanjut di SMS, BBM, twitter, dll? Kenapa mereka bisa ngobrol se santai dan se lepas itu, dan bahkan nyari orang tsb saat mau curhat, saat gak ada apa apa?

Kenapa gue gabisa jadi "tempat sampah" orang yang mau curhat?

Karena gua sering nyuekin orang yang lagi ngomong sama gue.

Gimana enggak? seringkali kalau gua ngerasa omongan orang tersebut uda mulai gak menarik minat gua, atau dia menceritakan ke gua sesuatu hal yang tidak terlalu gua mengerti, gue lebih sering sibuk dgn diri sendiri. Kadang bahkan gua cuma hah heh hah heh aja dengerin orang ngomong. Pas ditanya pendapat? Gua nanya balik dia ngomong apa barusan. 

Gua memang egois.

Dan biasa nya orang yang jadi "tempat sampah" kadang kada juga bisa menjadikan si "pembuang sampah" sebagai "tempat sampah" nya dia.

dan gua bukanlah "pembuang sampah", gw lebih seneng pendam pikiran gua untuk diri gua sendiri, bukannya apa, gua ga agak susah cerita ke orang tentang masalah gua. tepatnya gua gak punya kepercayaan terhadap seseorang.

Kadang gua liat orang yang temenan dari SD bisa tetap keep in touch walaupun mereka sudah berkeluarga, mereka masih bisa telponan atau ketemuan ngobrol lama lama dan gak ngerasa bosen

Gw pesimis, gw ragu bisakah di kehidupan mendatang *dalem* gua berubah menjadi orang yang mau cerita ke orang lain? 



Gw rasa enggak, Entah kenapa gua merasa nyaman dengan memendam segalanya dalam diri gua, gua lebih nyaman mencurahkan *BAHASA APA ENE* kedalam tulisan.

Waktu gua sebel sama orang, waktu gua merasa ada sesuatu yang perlu dipikirakan, gua akan ambil kertas dan pulpen, atau mungkin ambil ipod gw, buka Notes,


dan mulai menulis/mengetik. Yes, I'm an introvert (gak nyambung emang, bodo.)




P.S. Berpikiran untuk gulung tikar dari blogger dan menggelar tikar ke tumblr. karena tumblr jauh lebih simple dan mudah.. Wdyt? *ngomong sama siapa coba*

No comments:

Post a Comment